LAGU HIJAU HITAM

HYMNE HMI



.

News

Bagaimana Reformasi Dan Birokasi Menurut Anda Saat Sekarang Ini ?

Image and video hosting by TinyPic

SEA GAMES XXVI

Kalender

Followers

Polling ?

Blog Ini Menurut Anda ?

wibiya widget

Biografi Lafran Pane - Pendiri HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)

Lafran Pane lahir di kampung Pagurabaan, Kecamatan Sipirok, yang terletak di kaki gunung Sibual-Bual, 38 kilometer kearah utara dari Padang Sidempuan, Ibu kota kabupaten Tapanuli Selatan, dia merupakan tokoh pendiri organisasi HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)..

Selengkapnya...

Gubernur Minta HMI Bantu Pembangunan

Senin, 14 Juni 2010 21:34 Palembang, Situs Hukum - Program pembangunan tidak bisa dilaksanakan dengan baik tanpa dukungan dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Oleh karena itu partisipasi aktif HMI sangat diharapkan. Demikian harapan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin ketika menerima pengurus HMI Cabang Palembang dipimpin Ketuanya Jon Kenedy di Griya Agung Palembang, Minggu malam. .

Selengkapnya...

HMI dalam Tantangan Lingkungan

Untuk menyonsong HMI masa depan, semestinya memiliki kemampuan organsiasi yang handal dan mantap, karena masalah yang di hadapi bukanlah tugas ringan tetapi sebuah masalah yang berat dan rumit, karena melihat HMI hari ini sebagai kegagalan perjuangan karean ditandai melemahnya HMI kenyataan ini ditandai dengan berbagai kritikan dan gugatan dan serta hujatan terhadap HMI.

Selengkapnya...


make widget

INFOGUE

INSPIRASI

Diposting oleh HMI KORKOM UIC JAKARTA Rabu, 23 November 2011 0 komentar

"Sayang, Kemampuannya Hanya untuk PLN"

Dahlan Iskan Menangis Jadi Menteri BUMN, Karyawan Jawa Pos Group Jakarta Terharu

 Senin, 17 Oktober 2011 13:31 WIB 

Meski sudah jadi Dirut PLN, Dahlan Iskan tak malu jualan eceran korannya di jalan-jalan.
LENSAINDONESIA.COM: Akhirnya, Dirut PLN, Dahlan Iskan yang digadang-gadang seluruh karyawan Jawa Pos Group yang tersebar di lebih 100 surat kabar dan 50-an stasiun TV seluruh Indonesia, untuk jadi Menteri BUMN KBI (Kabinet Indonesia Bersatu), terjawab. Dahlan Iskan, Senin siang (17/10) di depan wartawan Istana Negara, menangis terharu usai dipanggil menghadap Presiden SBY diberitahu untuk menduduki posisi penting itu.
“Sekarang ini sedang semangat-semangatnya karyawan PLN. Bapak Presiden memanggil saya ini. Sekarang tinggal persyaratan kesehatan. Apakah kesehatan saya setelah dicek memenuhi persyaratan, saya tidak tahu,” kata Dahlan Iskan di depan wartawan Istana, mendadak air matanya meleleh.
Dirut PLN yang juga big bos Jawa Pos Group ini, menyampaikan pernyataan itu terkesan cukup singkat. Ia mendapat giliran menyampaikan komentar di depan wartawan, setelah Amir Syarifudin Ketua Bidang Advokasi Hukum DPP Demokrat yang menduduki posisi Menkumham, memberi keterangan pers.
Selain Amir, mantan Pangdam Jaya Letjen TNI Marciano Norman yang akan menduduki posisi Kepala BIN juga menyampaikan kesan-kesannya setelah diberitahu Presiden SBY terkait posisi itu.
Usai Dahlan Iskan meneteskan air mata di depan wartawan Istana, yang kebetulan disiarkan secara langsung tvOne, spontan disambut suasana gembira di kantor Rakyat Merdeka Jakarta, dan Kantor koran Indo Pos di Gedung Graha Pena Jalan Kebayoran Lama 12 Jakarta Selatan.
“Sangat tepat kalau Pak Dahlan jadi Menteri BUMN. Sayang, kalau kemampuannnya hanya untuk PLN,” komentar wartawan senior di Rakyat Merdeka, yang mengaku teman-tyemannnya ikut terharu saat menyaksikan big bosnya menangis. Koran “Rakyat Merdeka” ini, termasuk koran sukses di Jakarta yang dirintis Dahlan Iskan dan wartawan anak didiknya, Margiono yang kini juga menjabat Ketua Umum PWI Pusat.
Tampaknya, bukan hanya kantor “Rakyat Merdeka” dan koran “Indo Pos” yang tampak gembira di antara karyawannya. Suasana di Gedung Graha Pena Jakarta yang berlantai 8 itu pun terlihat hampir sama. Di sana-sini terdengar ‘rumpi’an” soal big bosnya diangkat jadi Menteri BUMN itu. Maklum, di gedung itu terdapat kantor banyak media-media anak perusahaan Jawa Pos Group.
“Sudah dengar Pak Dahlan diangkat jadi Menteri?”, celetuk seorang Satpam Graha Pena kepada salah seorang wartawan di situ, yang kebetulan baru masuk pintu gerbang Graha Pena. esa/LI04


Sumber : http://www.lensaindonesia.com/2011/10/17/dahlan-iskan-menangis-jadi-menteri-bumn-wartawan-jawa-pos-group-di-jakarta-suka-cita.html/

Read More ( YAKUSA )......
| edit post

ISLAMI

Diposting oleh HMI KORKOM UIC JAKARTA 0 komentar

Rusia Gelontorkan Dana Bangun Lembaga Pendidikan Islam

Rabu, 23 November 2011 17:51 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW - Lebih dari 32 juta dolar Amerika atau sekitar satu miliar rubel dialokasikan Kremlin selama dua tahun ke depan guna mendidik Muslim Rusia menjadi ahli sejarah dan Budaya Islam. Alokasi dana itu merupakan kebijakan Presiden Rusia, Dmitry Medvdev dalam usaha menyiapkan tenaga profesional yang menyebarkan nilai-nilai Islam dengan benar.

Medvedev saat berbicara dalam pertemuan dengan ulama di Ufa mengatakan misi penting Rusia adalah meningkatkan pendidikan Islam dan mengintegrasikan lembaga pendidikan Islam dengan sistem pendidikan Rusia.

"Rusia untuk kali pertama menetapkan standar negara untuk lembaga pendidikan tinggi Islam untuk mempersiapkan ulama Muslim berkualitas," kata dia seperti dikutip heraldmalaysia.com, Rabu (23/11).

Medvedev mengatakan pemerintah Rusia memiliki perhatian khusus untuk menyelenggarakan pendidikan Islam yang efektif di seluruh wilayah federasi Rusia. Harapanya ke depan, kata dia, ulama Muslim Rusia bakal memberikan pengaruh dan contoh ke seluruh dunia.

"Hanya dengan cara ini, kita dapat memiliki kerangka berpikir yang benar dalam masyarakat Muslim," ungkapnya.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/11/11/23/lv40td-rusia-gelontorkan-dana-bangun-lembaga-pendidikan-islam
Redaktur: Djibril Muhammad
Reporter: Agung Sasongko

STMIK AMIKOM

Read More ( YAKUSA )......
| edit post

PENGABDIAN

Diposting oleh HMI KORKOM UIC JAKARTA 0 komentar

Demi Papua, Sang Dokter Tinggalkan Kemewahan Ibukota

Rabu, 23 November 2011 18:23 WIB
drg Annisya Muharti, dokter gigi di RSUD Mulia, Puncak Jaya, Papua.
REPUBLIKA.CO.ID, PUNCAK JAYA – Drg Annisya Muharti termasuk salah seorang dokter gigi yang gigih mengabdi di kawasan pedalaman Papua. Sudah lima tahun lebih ia bertugas di RSUD Mulia, Kabupaten Puncak Jaya.

Nisya, demikian panggilan akrabnya, mengaku berhasrat menginjakkan kaki di Bumi Cendrawasih karena ingin melihat salju pada mulanya. Namun, keinginannya tak kesampaian. Salju di Papua hanya ada di pegunungan Jayawijaya. Walau sama-sama daerah pegunungan, Puncak Jaya tidak berselimut salju.

Dokter gigi lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti ini tiba di Puncak Jaya pada 2007 sebagai dokter PTT alias Pegawai Tidak Tetap. Saat itu, belum banyak dokter PPT di RSUD Mulia, yang ada kebanyakan dokter PNS.

Usai lulus kuliah pada 2006, putri pasangan H Syahril R Chan dan Hj Asmiwati ini sempat bekerja sebagai tenaga medis di Polda Metro Jaya selama kurang lebih enam bulan. Setelah itu, ia mencari-cari informasi tentang tenaga kesehatan di situs Departemen Kesehatan (Depkes) RI.  

Kebetulan di situs tersebut ada lowongan dokter gigi untuk wilayah Papua. Nisya kemudian menyerahkan berkas-berkasnya ke Depkes dan menjalani proses wawancara. Tak terlalu sulit, ia pun diterima sebagai dokter PTT dan ditempatkan di Puncak Jaya.

Nisya kemudian terbang ke Papua. Perjalanan panjang ke wilayah Indonesia bagian timur itu lumayan menguras tenaganya. Ia sempat merasa stres saat itu. "Begitu tiba di Bandara Sentani, rasanya saya mau sujud syukur saja," kenangnya.

Maklum, ini adalah perjalanan panjang pertama yang ia jalani selama hidupnya. Rute terjauh yang pernah ia datangi adalah Makassar.

Nikmatnya comfort zone (zona nyaman) ibukota tak kuasa menahan hasrat Nisya ke Papua. Ia tak tergoda dengan kemewahan hidup sebagai seorang dokter di kota besar. Padahal, kesempatan untuk meniti karir dan mengumpulkan rupiah dalam jumlah gede sangat terbuka lebar.

"Saya lebih tertarik dengan tantangan di pedalaman Papua, ketimbang kemudahan fasilitas Jakarta. Di sini (Papua), saya dapat memaksimalkan potensi yang saya miliki untuk melayani masyarakat," demikian prinsip dara yang hobi traveling (jalan-jalan) ini.

Tiba di Jayapura, Nisya dan rekan-rekannya sesama dokter PTT dibawa ke Depkes Provinsi Papua. Di sana mereka mendapatkan Surat Keputusan (SK) pengangkatan dan penempatan sekaligus. "Di situ kami berkenalan dengan dokter-dokter lainnya. Dua hari kemudian, kami terbang ke Puncak Jaya," tuturnya.

Dokter Gigi PertamaMenumpangi 'pesawat capung' merupakan pengalaman yang sangat menegangkan bagi dara kelahiran 1979 ini. "Mungkin waktu itu wajah saya sudah kayak permen Nano-Nano, merah kuning hijau," kelakarnya mengenang 'bajaj' terbang itu.

Bayangan tentang kota kabupaten di benak Nisya seketika buyar ketika pesawat mendarat di Bandara Mulia. Saat itu, Bandara Mulia seperti terminal. Walau landasan pacunya sudah beraspal, namun gedung-gedungnya bagaikan pos kamling.

Nisya merasa syok pertama kali menginjakkan kaki di Mulia. Melihat kondisi kota yang sedemikian kecil dan sepi. "Yang paling mengagetkan lagi adalah harga barang-barang dan bahan kebutuhan yang selangit," kata bungsu dari tiga bersaudara ini.

Walau demikian, Nisya mengaku tidak merasa berat dengan kehidupan barunya di Mulia. "Salah satu alasan kenapa saya ingin ke sini adalah ingin tahu lebih banyak tentang Papua. Dan kendala yang saya hadapi pertama kali adalah masalah bahasa," ungkapnya.

Seiring perjalanan waktu, Nisya tak kesulitan bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Ia merasa senang dan bahagia melihat keramahan warga Mulia, dan mengimbangi keramahan mereka dengan bersikap serupa. Kiat inilah yang membuatnya betah hingga lima tahun lebih bertugas di kawasan pegunungan tersebut.

Nisya termasuk dokter gigi pertama di Distrik Mulia, Puncak Jaya. Sebelumnya, yang ada di RSUD Mulia hanyalah dokter umum.

Dokter Sekaligus SopirTantangan dan kendala sebagai seorang dokter di pedalaman tidaklah kecil. Selain belum lengkapnya fasilitas kesehatan di Rumah Sakit, Nisya juga kadang merangkap sebagai sopir ambulans. Tak jarang ia harus menjemput pasien jika rumah mereka jauh dari lokasi Rumah Sakit.

Nisya turun naik gunung membawa ambulans untuk menjemput pasien-pasien yang tak bisa datang sendiri ke RSUD Mulia. Tak jarang, mobil yang ia kendarai mogok di tengah jalan.
Walau demikian, tak sedikit pun ia berkeluh kesah. "Ini sudah menjadi bagian dari perjuangan di tempat ini. Kita harus bisa menerima dan memberikan yang terbaik buat masyarakat," tegasnya.

Selama dua tahun menjadi PTT, akhirnya Nisya diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada 2009. Ia pun berhak mendapatkan cuti. Dalam satu periode (setahun), Nisya mendapat jatah cuti dua pekan atau lebih. Tergantung kesepakatan dengan kepala dinasnya.

Dan sebagai PNS, Nisya terikat kontrak dengan institusinya. Jika masa kontraknya habis lalu dipindahkan ke daerah lain, ia takkan menolak. "Sebagai abdi pemerintah, saya harus selalu siap mengemban tugas yang diamanahkan," kata dia.

Di waktu senggang, gadis kelahiran Jakarta ini menyempatkan diri mendengarkan musik dan membaca novel. Selain itu, ia juga memaksimalkan hobi memasaknya, jalan-jalan di sekitar Mulia, dan bergaul dengan warga sekitar. Sambil berharap sesekali salju turun di Puncak Jaya.
Redaktur: Chairul Akhmad

STMIK AMIKOM

Read More ( YAKUSA )......
| edit post

Prof. Lafran Pane

PENDIRI HMI PENDIRI HMI

Foto LK I HMI UIC Jkt

KLIK IKLAN INI

About Me

HMI KORKOM UIC JAKARTA
Lihat profil lengkapku

Labels

http://artikelkomputerku.blogspot.com/2010/01/cara-membuat-banner-berjalan-di-blog.html

BACKROUND

Change Background of This Blog!


Pasang Seperti Ini